Kamis, 03 Mei 2018

MY FIRST LDR



    Saya juga bukan penulis profesional, saya hanyalah manusia biasa yang suka menulis, jika tulisan saya banyak yang salah entah dari kata, bahasa ataupun penulisannya, tolong di maklumi.
Terima kasih :)
Dan
Selamat membaca.   Cerita yang saya tulis ini hanya cerita fiksi, semua ini hanya karangan, saya menulis cerita ini hanya untuk membagikan imajinasi saya kepada teman teman yang senang membaca cerita cinta romantis.

"MY FIRST LDR"    


Genre : Drama, Romantis

Alur    : Maju
( Dengan Percakapan )

   Namaku Alesha Frans aku masih berumur 14 tahun duduk di kelas 3 SMP, aku tinggal di sebuah Villa di Bandung bersama Ibuku sedangkan Ayahku tinggal bersama Istri barunya. Ayah (Frans) dan (Sella) Ibuku sudah lama berpisah semenjak aku duduk di bangku Sekolah Dasar, perceraian itu membuat diriku sangat tertutup sehingga tidak banyak orang yang ingin berteman denganku, mereka sering mengajakku jalan, tapi aku menolak ajakan itu. Aku tak mengerti mengapa orang orang sangat suka berkumpul dan akhirnya hanya fokus bermain hp saja, aku sangat tidak menyukai hal itu, aku juga tak suka mendengar suara yang terlalu keras, aku hanya menyukai suasana tenang dan hening yang membuatku sering berada di tengah hutan, sehingga Ayahku membeli salah satu villa di Bandung di dekat hutan itu.
    Saat aku berada di hutan aku selalu memejamkan mataku dan mendengarkan suara kicauan burung, udara yang sangat segar, sinar matahari yang masuk di sela sela dedaunan pepohonan yang rimbun, membuatku seperti menyatuh dengan alam.  
    Tiap hari aku ke hutan dan menulis sebuah cerita dan menulis apa yang sedang kurasakan. Aku juga sering merenung tentang apa yang akan terjadi di hari esok, aku tak pernah memikirkan tentang pria di usiaku yang masih sangat muda ini, hingga aku bertemu seorang pria tampan yang mengisi kekosongan dalam hidupku.
Keesokan harinya...
    Aku mendengar seseorang mengetuk pintu rumah, saat aku membuka pintu ternyata itu Adi, Adi adalah teman sekelasku, aku tidak tau apa maksud kedatangannya di sore hari ini.

ALESHA: Adi, ada keperluan apa kamu ke rumah?

ADI        : Ada seseorang yang ingin berkenalan dengan mu.

    Aku pun melihat seorang pria sedang membelakangiku, Adi lalu memanggil namanya dan saat pria itu berbalik, entah kenapa membuat jantungku berdebar dengan sangat kencang seperti habis berlari mengitari lapangan, mungkinkah pria itu juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan (?) Dialah pria yang pertama kali membuatku memikirkan hal lain selain fikiranku tentang hari esok.  

     Pria tampan itu lalu berjalan mendekat dan berkenalan denganku bahkan genggaman tangannya sangat hangat dan lembut, suaranya yang halus memanjakan telingaku sambil menyebutkan namanya yaitu Harry.
    Harry (17th) adalah cowok populer di Sekolah, walaupun aku masih SMP dan dia sudah SMA, tapi aku pernah mendengar temanku membicarakannya, dan hari ini aku sudah bertemu dengan dia, kebetulan Harry tinggal tidak jauh dari Villa tempat tinggalku.
    Aku pun menyuruh mereka untuk masuk ke dalam rumah, sementara mereka sedang duduk di ruang tamu, aku lalu masuk dan membuatkan mereka secangkir teh hangat dan mereka sangat menyukai teh yang aku buat walaupun itu hanya teh celup biasa (haha).

HARRY : Aku pernah melihat seorang gadis sedang tidur di tengah hutan, entah kenapa membuatku ingin mengetahui siapa gadis itu.

ALESHA: Dan sekarang kamu sudah mengetahui gadis itu siapa?
HARRY :  Yah, tadinya aku mengira dia gila, dan sepertinya aku salah, gadis itu ternyata waras dan sangat cantik.

Aku tidak bisa menahan senyumanku karena mendengar ucapannya itu.


HARRY  : Kira kira apa yang di pikirkan gadis itu saat dia sedang berada di tengah hutan?

ALESHA: Mungkin dia berfikir tentang masa depannya? Atau mungkin apakah dia masih bisa tersenyum di hari esok?
ADI        : Mana ada perempuan main di tengah hutan, sekarang tuh pada nongkrong semua.
(Adi tidak mengetahui siapa yang di bahas Harry, karena hanya Harry yang melihat Alesha sering berada di tengah hutan)

    Saat masih asik bercerita, tiba tiba Ibuku  pulang dan melihat dua temanku yang berada di ruang tamu, ibuku kaget karena baru pertama kali melihat aku membawa temanku ke rumah. Ibuku senang dengan kedatangan Harry dan Adi, tapi karena matahari sudah hampir tenggelam, Harry dan Adi pun pamit untuk pulang.

IBU ALESHA: Sering sering lah main ke rumah (sambil tersenyum ramah).
HARRY         : Pasti wajah saya akan sering anda liat hari ini dan seterusnya.
IBU ALESHA: (Tertawa) Entah kenapa aku menyukaimu, nama mu siapa nak?
HARRY        : HARRY WILSON panggil saja Harry, kalau begitu saya pamit pulang dulu bu.
IBU ALESHA: Hati hati di jalan yah nak.
ALESHA       : Aku akan mengatar mereka sampai depan.

   Setelah sampai di depan pagar, harry pun menyuruhku untuk kembali masuk ke rumah, dia juga berkata akan datang lagi ke rumahku esok hari.

    Aku sangat bahagia hari ini, karena bisa bertemu dengan Harry, entah mungkin karena baru pertama kali mempunyai teman atau rasa yang lain, yang belum aku ketahui.
    Keesokan harinya Harry benar benar datang kerumahku, karena aku baru pulang sekolah dan belum makan, aku mengajaknya untuk makan siang bersamaku, karena Ibuku sedang di kantor, aku hanya bisa memanaskan makanan yang ada di kulkas, kebetulan Harry juga sedang lapar, ini pertama kalinya aku makan bersama teman, aku tidak pernah makan di sekolah, karena sebelum berangkat sekolah Ibuku selalu membuatkan sarapan.
   Saat sore, Harry menemaniku menulis cerita di tengah hutan, aku berbaring di tengah rerumputan yang hijau sambil memejamkan mata.
HARRY  : Apa yang harus aku lakukan?
ALESHA: Sttttttt jangan ribut.

    Saat aku membuka mataku, aku melihat Harry mengikutiku, dia berbaring di tengah rumput dan memejamkan matanya, rasanya aku ingin tertawa tapi aku menahannya karena tidak ingin membangunkannya.

    Matahari hampir tenggelam, dan Harry tertidur dengan nyenyak, aku mengambil pulpen lalu menggambar kumis kucing lucu pada pipi Harry, tak lama kemudian dia terbangun dan aku berusaha menahan tawaku melihat wajah Harry yang sangat menggemaskan. Harry lalu mengantarku pulang.
    Saat malam harry menelfonku, saat mendengar hpku berbunyi aku lalu melompat dan mengambil hpku seperti kilat, hingga aku terjatuh dari tempat tidur.

HARRY  : Kenapa kamu belum tidur?

ALESHA: Belum ngantuk.
HARRY  : Mulai besok aku akan mengantar dan menjemputmu di sekolah.
ALESHA: Wah, sejak kapan aku punya sopir pribadi.
HARRY : Sejak besok.
ALESHA: (tertawa) Oh iya. Memangnya pulang tadi kamu nggak bercermin?
HARRY : Tidak, memangnya kenapa? (Berjalan menuju cermin) Aleshaaaa.. (Berteriak)
ALESHA: (tertawa) yaudah aku tutup yah, sampai jumpa besok Harry. (Kabur)

    Aku lalu mempunyai kehidupan baru, kehidupan yang lebih berwarna dari sebelumnya berkat Harry dan tiap hari dia menjemput dan mengatarku ke sekolah, kami semakin dekat dan semakin mengenal satu sama lain.

    Hingga saat aku lulus SMP, Harry datang ke sekolahku sambil memegang bunga yang sangat indah dan memberikanku ucapan selamat atas kelulusanku, saat itu juga Harry menyatakan cintanya kepadaku, aku tidak pernah berfikir untuk berpacaran di usiaku yang masih sangat muda ini.

HARRY  : Alesha, aku menyukaimu.

ALESHA: Harry, bukankah ini terlalu cepat?
HARRY :  Aku ingin hubungan lebih dari pada hanya sekedar teman biasa, tolong mengertilah.
ALESHA: Kita bahkan belum beranjak dewasa Harry, tapi kalau kau benar benar menyukaiku, tunggu hingga aku lulus SMA dan masuk Universitas.
HARRY : Baiklah, aku akan menunggumu setahun, dua tahun bahkan berapa tahunpun itu aku akan tetap menunggumu.

    Aku tersenyum mendengar jawaban Harry. Harry juga mengajakku untuk masuk ke SMA tempat dia bersekolah, aku mengerjainya dengan mengatakan bahwa aku akan masuk di SMA yang berbeda.

     Saat hari pertama MOS, Harry ternyata menjadi OSIS, saat itu semua anak baru di suruh membawa barang apa saja lalu di berikan kepada OSIS,  aku sengaja menundukan kepalaku dan memberikan bunga kepada Harry yang sama persis seperti dulu yang dia berikan kepadaku, saat aku mengangkat kepalaku, Harry melihatku dan dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya dan melompat kegirangan.
    Aku dan Harry pun, semakin sering bersama, ke sekolah bersama, makan di kantin juga bersama dan pulang bersama bahkan saat aku sedang belajar dia sering mengintip di jendela hanya untuk melihatku.
    Hingga suatu hari saat aku sedang mengerjakan tugasku di kelas, tiba tiba empat perempuan kakak kelas mendatangiku, aku benar benar tidak mengetahui apa maksud dari kedatangan mereka, hingga Jessica (kakak kelas) mengambil buku yang sedang kutulisi dan merobeknya, aku sangat marah dan tidak mengerti apa masalahnya.

JESSICA: Oh.. Jadi ini anak kelas satu yang menggoda Harry.

 ALESHA: Ini maksudnya apa? (Berdiri)
JESSICA: Ah.. Gak usah sok bego, emang kamunya yang ganjen, baru jadi murid baru juga udah berani godain kakak kelas.
ALESHA: Kamu mau ngomong apa sebenarnya?
JESSICA: Jauhin Harry, aku gak suka kamu dekat dekat dengan dia.

Setelah mendengar jawaban Jessica aku lalu  berjalan meninggalkannya


JESSICA:  Berani kamu yah, sama kakak kelas.


    Karena aku tidak suka dengan keributan, aku pun meninggalkan sekumpulan orang bodoh itu, walaupun Jessica masih sementara berbicara, tapi tiba tiba ada yang menarik rambutku dari belakang, aku berbalik lalu menamparnya dengan keras.


ALESHA: Sekarang sudah impas.


    Semua temanku tidak ada yang mengetahui bahwa aku pandai dalam berkelahi, ayahku dulu mengikutkan ku dalam kursus bela diri saat aku SMP dulu, tapi aku sangat benci dengan perkelahian, apa lagi berkelahi karena masalah laki laki.

Aku pun berjalan lalu berhenti dan berbalik

ALESHA:  Ibuku pernah mengatakan kepadaku, "Jangan pernah berkelahi dengan sesama wanita karena masalah laki laki walaupun lelaki di dunia hanya dia saja, karena itu akan menjadikanmu terlihat menyedihkan" dan sekarang aku sudah melihat sekumpulan orang menyedihkan itu.


Aku pun berjalan lalu berhenti


ALESHA:  "Ahhh~ Harry? Walaupun aku meninggalkannya, tapi belum tentu dia mau meninggalkanku dan berhentilah bertingkah kekanak kanakan yang akan membuatmu malu sendiri."


    Setelah berkata begitu aku lalu meninggalkan kelas, tapi siapa sangka Jessica tidak terima dengan perkataanku dan kembali menarik rambutku. Aku benar benar kehilangan kesabaran.


ALESHA: "Aku paling benci dengan perkelahian, tapi kata Ayahku boleh berkelahi untuk mempertahankan diri, dan rasanya sekarang aku perlu mempertahankan diri"


    Saat bicara seperti itu aku memegang tangan Jessica dengan keras sehingga Jessica berteriak dan melepaskan rambutku. Aku lalu mengikat rambutku.


ALESHA: "Menarik rambut itu bukan berkelahi"


    Aku langsung memukul Jessica hingga terjatuh, saat berkelahi aku terkena beberapa cakaran di sekitaran wajah dan tangan, sementara Jessica mengalami lebam di seluruh wajah.

     Akibat perkelahian itu kami berakhir di Ruangan guru, saat sementara di interogasi dengan guru tiba tiba muncul Harry dengan panik dan berteriak mencariku, saat melihatku dia sangat khawatir dengan luka cakaran yang berada di wajahku, padahal Jessica lebih parah dariku.
    Guru pun menanyakan kronologis kejadian, saat mengetahui ceritanya, guru lalu bertanya kepada Harry,

GURU     : Apakah salah satu perempuan ini adalah pacarmu?

HARRY   : (tanpa ragu menjawab) Alesha adalah calon pacar saya bu!!!!
GURU     : (tertawa) Terus Jessica siapamu?
HARRY   : Saya bahkan tidak mengenalnya bu.
JESSICA : Harry, apa kau gila? Kita sekelas.
HARRY   : Aku tidak mengenalmu, kenapa kamu melarang Alesha mendekatiku?
GURU    : Sudah sudah, jangan bertengkar, kalian bertiga akan saya hukum, masih kecil udah main cinta cintaan.
HARRY  : Bu, saya akan membawa Alesha ke UKS, setelah itu ibu bisa menghukum saya dan Alesha.

     Harry sangat populer di sekolah karena kekayaan dan ketampanannya dia menjadi idola nomor satu para wanita, wajar jika banyak wanita yang tidak menyukai jika ada wanita lain yang mendekati Harry, temasuk Jessica yang rela berkelahi demi memperebutkan Harry.

     Harry lalu membawaku ke UKS dan mengobati luka cakaran di tanganku.

HARRY  : Maaf, karena aku kamu sampai seperti ini. (Sambil membersihkan luka ditanganku)

ALESHA: Ini bukan salahmu
HARRY : (tersenyum) Baiklah.. Sekarang aku akan mengobati luka cakaran yang di wajahmu.
ALESHA: Ahhhhh.. Sakit (Nangis)
HARRY : Anak anak tadi bilang kamu pandai berkelahi, masa luka kayak gini aja sakit.
ALESHA: Itu kan beda (sambil memukul Harry dengan pelan)
   
    Setelah selesai mengobati lukaku, guru memutuskan untuk menghukum kami bertiga dan menuliskan kertas lalu di kalungkan ke leher kami, tulisan untukku dan Harry mengatakan bahwa "Kami adalah calon pacar" sedangkan Jessica bertuliskan "Saya suka Harry" kami lalu di jemur di lapangan saat matahari menyegat, tidak lama kemudian aku terjatuh dan tidak sadarkan diri, karena satu hari ini aku belum makan, aku pun di kecualikan dari hukuman. Aku lalu duduk di bawah pohon teduh, sambil melihat Harry yang sedang di hukum, saat bel pulang berbunyi Harry lalu membuang kertas itu dan mendatangiku.

HARRY  : Kenapa kamu tidak memberitahukanku? (Masalah belum makan seharian)

ALESHA: Kamukan tidak pernah menanyakannya (malas untuk menjawab)
HARRY  : Tapi setidaknya.... Ya sudah, lain kali aku tidak ingin melihatmu pinsan seperti itu.
ALESHA: (menganggukan kepala sambil melihat ke arah lain)

Kami pun pulang bersama seperti biasa dan menjalani hari hari sekolah seperti biasa hingga muncul satu masalah besar...


Satu tahun kemudian..

Tak terasa aku sudah duduk di bangku kelas 2 SMA dan Harry sudah naik ke kelas 3.
    Suatu hari, aku sedang bertugas membersihkan kelas saat semua orang sudah pulang, tiba tiba Roby (kakak kelas) mendatangiku, dari dulu memang Roby sering menggangguku tapi tidak separah saat ini dia mencoba untuk memperkosaku, aku menolak dan berteriak, Roby memegang kedua tanganku lalu menutup mulutku dan mendorongku ke tembok. Harry saat itu sedang menungguku di parkiran sekolah, mendengar suara teriakanku dia langsung berlari menuju kelasku, saat Harry masuk ke kelas, terlihat Roby yang mencoba melecehkanku, melihat hal itu Harry sangat marah dan menendang Roby hingga terjatuh, Harry langsung memukuli Roby tanpa ampun, hingga Roby mengalami cidera patah tangan dan wajahnya penuh darah, akibat kejadian ini Harry di keluarkan dari sekolah, dan muncul gosip kalau aku yang telah menggoda Roby dan membuat Harry di keluarkan dari sekolah.
    Karena kejadian ini Ibu Harry terpaksa mengirim Harry ke London untuk melanjutkan sekolahnya, aku sangat sedih dan merasa bersalah seandainya saja aku tidak berteriak saat itu, Harry mungkin tidak akan datang menolongku. Aku dan Harry pun akhirnya berpisah, setelah Harry pindah ke London,  aku tak pernah lagi mendengar kabarnya. Hidupku kembali tak berwarna seperti dulu, aku kembali tak mempunyai teman, dan aku pun mencoba untuk memulai hidup baru tanpa Harry.
Beberapa tahun kemudian...
    Tak terasa aku sudah lulus SMA, dan masuk ke salah satu Universitas di Bandung,  Sekarang aku tinggal sendiri di villa, Ibuku memutuskan untuk pindah ke Apartement dekat dari kantor tempatnya bekerja, dan menyuruhku untuk hidup mandiri.
    Suatu hari saat aku akan pulang dari kampus, saat itu sedang hujan aku berdiri dan menatap hujan dengan kosong, entah apa yang mengganggu pikiranku saat itu sehingga aku berjalan keluar menuju hujan yang membuat seluruh tubuhku basah, aku berjalan langka demi langkah ke depan hingga menabrak seseorang, saat wajahnya di perlihatkan betapa aku sangat terkejut dia adalah pria yang selama ini aku rindukan, dia menjadi lebih tinggi dari terakhir aku melihatnya, wajahnya sangat tampan, suaranya pun berubah, dia sudah menjadi pria dewasa yang sangat tampan.
    Tetes air mataku  menyatu dengan air hujan yang menjatuhi wajahku, aku memeluk Harry dengan sangat kencang seakan akan tak ingin melepaskannya. Harry melepaskan jaketnya dan memakaikannya kepadaku, Harry membawaku masuk ke dalam mobilnya dan membawaku pulang untuk mengganti pakaian karena melihatku sangat basah.
    Sesampainya di rumah, setelah mengganti pakaian, aku dan Harry duduk berdua depan teras rumah sambil menatap hujan dan menikmati secangkir teh hangat.

ALESHA: Mungkin sudah 3 tahun semenjak kejadian itu, apakah kamu baik baik saja disana?

HARRY  : Yah, hidupku di sana sangat baik, semua yang aku minta di berikan, tapi satu permintaanku yang tak bisa mereka kabulkan!
ALESHA: Apa itu?
HARRY  : Yaitu melihat mu.
ALESHA: Sekarang kamu sudah melihat ku.
HARRY : Iya dan itu masih saja membuat jantungku berdebar sama seperti pertama kali aku melihatmu.
(Alesha tersenyum)

Harry lalu berdiri dari tempat duduk dan berlutut di hadapanku sambil memegang tanganku.


HARRY  : Aku datang untuk menagi janjimu!

ALESHA: Janji apa?
HARRY  : Kamu pernah berjanji akan menerimaku saat kamu sudah masuk di Universitas.

Aku benar benar lupa dengan janji itu.


HARRY  : Alesha, jadilah pacarku!


Karena malu, aku lalu berbisik di telinga Harry


HARRY  : Aku tidak mendengarmu, katakan lebih keras!

ALESHA: Iya, aku mau!
HARRY  : Lebih keras!
ALESHA: (berteriak) Iya, aku mauuuuuuuuu!

     Harry tertawa lalu memeluk ku dan kabar buruknya, lusa Harry akan kembali ke London. Aku baru saja bahagia, tapi kebahagian itu langsung hilang. Harry hanya datang ke Bandung untuk menagi janjiku.

Disinilah awal mula My First LDR.
    Sebelum Harry kembali ke London, aku berencana membuat kenangan pertama sebagai pacarnya.
-Pagi hari
    Aku dan Harry pergi untuk berolahraga, kami lari pagi di sekitaran villa, dan melewati hutan yang sering aku datangi, Harry terlihat sangat bahagia, dia berlari sambil tersenyum  lebar, begitu juga denganku. Saat melewati taman, aku lalu mengajak Harry untuk beristirahat di taman itu, Harry mendorongku saat bermain ayunan, dia mendorongku begitu pelan karena takut jika aku terjatuh, seperti ayah yang mendorong putrinya sangat pelan. Setelah olahraga yang melelahkan itu, aku menyuruh Harry untuk mandi sementara aku membuatkannya makanan, dia terlihat sangat lapar, dan dalam sekejap dia menghabiskan makanannya.
-Siang hari
   Aku mengajak Harry ke Mall untuk menonton film horror, tapi aku tidak tau jika Harry takut dengan hantu karena dia tidak pernah memberitahukanku, aku baru mengetahuinya saat ini, dia sangat ketakutan bahkan sebelum filmnya diputar, tiba tiba Harry mendekat kepadaku dan ternyata dia hanya bersembunyi karena ketakutan, aku hanya bisa tertawa melihat Harry dan tidak ada kejadian romantis pada kami hingga filmnya selesai, padahal aku berharap banyak di kesempatan ini (haha becanda).    
    Setelah selesai menonton, Harry mengajakku pergi ke salah satu Toko Jam Tangan Branded, aku hanya bisa mengekor, Harry melihat satu jam tangan couple yang dia sukai dan langsung membelinya tanpa bertanya harganya terlebih dahulu, yah begitulah kehidupan orang kaya seperti di drama drama. Harry langsung memakaikan Jam tangan itu ke tanganku, entah dari dulu aku sangat menginginkan barang couple dan sepertinya hari ini terkabulkan. Setelah selesai berbelanja.
-Sore hari
    Aku dan harry duduk di tengah pasir putih di pantai dan menunggu matahari terbenam, suara ombak yang memanjakan telinga dan pemandangan laut di sore hari seperti melihat sebuah lukisan yang bergerak, diam diam tangan Harry mendekat dan memegang tanganku, aku berpikir seandainya aku bisa bersama Harry seperti ini setiap hari. Mataharinya sudah tenggelam dan keadaan pantai sudah gelap.
-Malam hari
    Aku dan Harry lalu singgah di salah satu Restoran mewah untuk dinner. Aku memesan steik yang dagingnya matang sedangkan Harry memesan yang setengah matang. Karena aku dan Harry tidak meminum minuman beralkohol, wine lalu di ganti dengan air putih biasa.
    Saat saladnya di hidangkan, aku memakan salad itu seperti kambing yang tidak makan 3 hari karena benar benar kelaparan, and finally steik sudah siap, aku baru mengetahui kalau Harry adalah pria romantis, dia mengiriskan steikku, aku benar benar menyukai lelaki yang romantis, selesai menyantap menu utama, pelayan datang dan membawakan hidangan penutup berupa cheese cake kesuakaanku, Harry mengetahui kalau aku sangat menyukai keju, saat memakan cheese cake itu aku melihat ada pantulan cahaya dari kue itu dan ternyata itu adalah cicin berlian, aku tidak bisa berkata kata entah apa yang aku lakukan hingga Tuhan mempertemukanku dengan pria seromantis Harry. Harry lalu mengambil cicin itu dan membersihkannya dari sisa sisa kue, lalu memegang tangan kananku dan memakaikannya di jari manisku.

HARRY  : Ini cincin couple pertama yang aku berikan untukmu.

ALESHA: Kapan kamu membelinya?
HARRY  : Saat berada di London.
ALESHA: (menangis) Harry...... Tapi kenapa bukan di tangan sebelah kiri?
HARRY  : Sengaja aku kosongkan buat cincin nikah kita nanti.

   Aku lalu menangis tersedu sedu dan memeluk Harry. Saat Harry mengatarku pulang, aku benar benar kecapekan dan tertidur di dalam mobil, Harry tidak ingin membangunkanku dan terpaksa dia menunggu hingga aku terbangun.

    Saat aku terbangun, aku melihat Harry sedang memandangiku sambil membelai rambutku, entah mengapa aku tetap ingin seperti ini hingga pagi hari, aku sangat menyukai saat dia membelai rambutku dan menatapku dengan matanya yang sayup, aku merasa nyaman berada disisinya.

ALESHA: Kenapa kamu tidak membangunkanku tadi?
HARRY : Aku sengaja biar bisa melihatmu lebih lama.

Aku lalu tersenyum dan memegang tangan Harry dengan erat.    


ALESHA: Baiklah.. Aku akan tinggal disini hingga matahari terbit. (Maksudnya tetap berada di dalam mobil bersama Harry)

HARRY : Masuklah.. Kamu terlilhat sangat lelah.
ALESHA: Biarkan aku tertidur seperti ini.

    Saat sedang mengobrol kami tertidur dan terbangun saat matahari sudah terbit, aku membangunkan Harry dan menyuruhnya untuk pulang dan bersiap siap karena hari ini dia akan kembali ke London. Harry bangun dan langsung memelukku, aku tersenyum.


ALESHA: Penerbanganmu kan masih lama. Pelukannya bisa nanti, pertama kamu harus pulang dulu untuk bersiap siap.

HARRY  : Aku hanya tak ingin meninggalkanmu secepat ini.
ALESHA: Baiklah, aku berikan waktu 5 menit.
HARRY  : (memelukku dengan erat) 10 menit lagi.
ALESHA: Oke, 15 menit. (Ketawa)

    Kami pun berpelukan sangat lama, orang mungkin berpikir ini sangat konyol, tapi untukku dengan Harry pelukan ini sangat berharga, kami baru saja berpisah selama 3 tahun dan saat kami bertemu, kami akan berpisah lagi dan entah kapan kami bisa bertemu lagi.

    Harry pun kembali ke rumah Ibunya, aku juga mandi dan bersiap siap untuk menjemput Harry, setelah selesai berpakaian aku lalu menjemput Harry di rumahnya. Terlihat Harry menungguku depan pagar sambil memegang kopernya, aku lalu menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobil dan mengantarnya ke Bandara.
    Karena jam penerbangannya sejam lagi, Harry mengajakku untuk makan siang di Restoran di luar Bandara.

HARRY : (memegang tanganku) Aku benar benar tidak ingin meninggalkanmu.

ALESHA: Tapi kamu juga harus melanjutkan kuliah mu disana.
HARRY : Tidak bisakah kamu ikut bersamaku di London?
ALESHA: (tertawa) Aku baru saja menjadi mahasiswi baru.
HARRY  : Bahkan kamu masih bisa tertawa di saat seperti ini.

   Saat tertawa air mataku terjatuh, aku sengaja tertawa untuk menyembunyikan kesedihanku, Harry melihatku dan menghapus air mataku dengan tanganya yang hangat lalu memelukku.


ALESHA: (sambil menangis) Harry, orang orang melihat kita.

HARRY  : Memangnya kenapa? Aku hanya memeluk pacarku yang cengeng.
ALESHA: (tertawa sambil menangis) Kenapa air mataku tidak bisa berhenti.
HARRY : Jangan pernah menangis di saat aku tidak bersamamu.

    Tiba tiba ada pemberitahuan pesawat yang akan di tumpangi Harry sudah tiba dan akan boarding, mendengar pemberitahuan itu aku memeluk Harry, Harry juga memelukku dan tidak ingin mengakhiri pelukan ini. Aku akhirnya melepas pelukanku dan menghapus air mataku.


ALESHA: Masuklah, nanti kamu ketinggalan pesawat.

HARRY  : Aku benar benar tidak ingin pergi, Alesha.
ALESHA: Pergilah, dan pastikan kamu kembali.
HARRY  : Baiklah, tapi berjanji padaku satu hal!
ALESHA: Apa itu?
HARRY  : Jika aku kembali, menikahlah denganku.

Saat mendengar perkataannya air mataku tiba tiba kembali keluar dengan begitu derasnya.


ALESHA: Aku sudah menepati janjiku yang lalu dan kali ini aku juga akan menepati janjiku. Oke aku berjanji, kali ini aku yang akan menunggumu setahun, dua tahun bahkan berapa tahun aku akan bersabar seperti dulu, saat kamu menungguku.


    Harry lalu memelukku untuk terakhir kali, dan berjalan meninggalkanku. Aku benar benar tidak ingin melihat dia masuk ke dalam pintu itu, aku ingin dia berbalik kepadaku dan betul saja saat mengantri untuk cek tiket dia meninggalkan kopernya dan berlari kepadaku lalu menciumku, ciuman pertamaku bersama Harry itu di penuhi air mata.


HARRY  : Pulanglah, aku tidak ingin kamu melihatku pergi.


   Setelah mendengar kata kata Harry, akupun pergi meninggalkannya, aku juga tidak ingin melihatnya pergi.

    Saat tiba di rumah, aku berdiri memandang langit gelap dan berpikir apakah aku benar benar bisa bersabar menunggu hingga Harry kembali.
    Hari demi hari aku lalui seperti biasa sambil mencoret kalender dan berharap bisa bertemu Harry secepatnya. Saat pulang kampus aku ke hutan untuk melanjutkan cerita yang belum selesai hingga saat ini dan kembali merenung apakah Harry benar benar akan kembali(?)
4 tahun berlalu..
   Aku sudah berhasil menjadi seorang penulis, salah satu karyaku sudah diterbitkan menjadi Novel dan kadang juga aku di berikan kerjaan sebagai penulis naskah film.
   Saat aku sedang mengerjakan sebuah naskah, tiba tiba ada telefon dari Ibuku, dia menyuruhku menjemput Tante Ros (teman ibuku) katanya hari ini dia kembali dari Singapore, aku pun tidak punya pilihan lain, aku lalu menggambil jaketku dan naik ke mobil.
   Saat aku tiba di Bandara, aku menunggunya di depan pintu kedatangan tapi entah mengapa aku teringat kenanganku dengan Harry di Bandara ini dan hingga saat ini Harry belum kembali, apakah dia sudah mendapatkan pekerjaan di London ataukah mungkin dia sudah melupakanku selalu saja kata kata itu yang terlintas di benakku.
    Orang orang sudah keluar dari pintu, aku merapikan rambutku sambil mencari Tante Ros, aku terus menunggu hingga sudah tidak ada lagi orang yang keluar, sepertinya aku terlambat, saat itu juga keluar satu pria tinggi berambut coklat berpakaian jas rapi dan juga memakai kacamata, aku mengira dia seorang artis, tapi saat dia berjalan mendekat, aku melihat jam tangannya sama seperti yang aku pakai dan di jari manisnya juga terlihat cincin yang tidak asing bagiku, saat itu juga aku langsung berlari memeluknya, begitu juga dia memelukku sangat erat, pelukannya masih sama saat seperti terakhir kali dia memelukku, pria itu tidak lain adalah Harry, aku tidak bisa menahan kebahagiaanku saat melihatnya sehingga air mataku mengalir begitu deras.

    Tiba tiba Harry mengeluarkan kotak kecil dari saku jasnya.


HARRY  : (Berlutut di hadapan Alesha) Alesha, aku sudah kembali dan sekarang aku akan menagi janjimu

ALESHA: Harry~ (menangis)
HARRY  : Alesha, maukah kamu menikah denganku. (Sambil memegang tangan kiriku dan memasang cincin di jari manisku)
    Karena aku benar benar tidak bisa berbicara saat itu, aku hanya bisa menganggukan kepalaku.

Beberapa bulan kemudian..

    Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Harry, aku duduk di depan meja rias sambil melihat ke arah cermin. Dulu aku hanyalah seorang gadis kecil yang sering bermain di tengah hutan dan sekarang aku melihat diriku sudah tumbuh menjadi wanita dewasa memakai pakaian pengantin dengan riasan di wajah sambil memegang bunga. Yah sebentar lagi aku akan menjadi seorang istri dan menjadi seorang Ibu, apakah aku benar benar sudah siap(?)
     Ayah menuntunku berjalan keluar dan terlihat Harry sudah menungguku di depan penghulu, yah ini saatnya untuk membuka lembaran baru.

THE END...


Contac Us
Nama : Puji Pratiwi
Email : Ppratiwyyyy@gmail.com
No.hp: +6281288854447

Tidak ada komentar:

Posting Komentar